Pentingnya Pendidikan Seks Pada Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan usia anak-anak menuju dewasa, yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa tersebut merupakan masa penuh tantangan bagi remaja, terkhusus orang tua dalam menyikapi segala perubahan sosial dan budaya. Jika tidak berhati-hati justru akan menimbulkan permasalahan yang berdampak buruk pada kehidupan remaja mendatang.
Fenomena penyimpangan seksual dikalangan remaja kini sering terjadi dan semakin meningkat, terutama perilaku seks bebas remaja pranikah (free-sex) yang berdampak kehamilan, aborsi, pemerkosaan serta peningkatan risiko penularan penyakit seksual (HIV/AIDS, virus hepatitis B, hepatitis C, sifilis, herpes dan lain sebagainya). Hal tersebut merupakan permasalahan yang perlu ditanggapi secara serius, mengingat remaja adalah generasi penerus bangsa.
Salah satu faktor penting yang melatarbelakangi maraknya fenomena seks bebas pada remaja adalah minimnya peran keluarga "orang tua" dalam memberikan pendidikan seks yang mengarah pada upaya peningkatan penghayatan keagamaan dan penerapan norma-norma dalam masyarakat. Hal tersebut dikarenakan masih banyak orang tua menganggap tabu untuk memberikan informasi terkait seks. Akibat minimnya kualitas informasi yang diperoleh, banyak remaja mencari tahu untuk memenuhi rasa penasaran dari sumber informasi lain seperti teman, majalah, DVD dan media internet yang bersifat pornografi. Tentunya hal tersebut dilakukan diluar pengawasan orang tua.
Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi remaja berperan sepenuhnya untuk memberikan pendidikan seks, yang hal tersebut sangat berpengaruh besar untuk menciptakan perkembangan masa remaja yang sehat. Pendidikan seks diberikan bukan semata bertujuan untuk mengisi pikiran remaja dengan pengetahuan terkait aktivitas hubungan seksual, melainkan pengenalan remaja terkait seksualitas secara (1) Biologis, yakni pengetahuan tentang organ reproduksi yang meliputi jenis, fungsi dan cara merawat serta menjaga kesehatan organ reproduksi; (2) Psikologis, yakni pengetahuan tentang identitas gender dan sikap diri terhadap aktivitas seksual sebagai mahluk seksual yang berlandaskan agama dan norma; (3) Sosial, yakni berkaitan dengan pengetahuan bagaimana pengaruh lingkungan dalam menentukan pandangan mengenai seksualitas dan pilihan perilaku seks; (4) Budaya, yakni pengetahuan yang menunjukkan bahwa perilaku seks merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
Berbekal pengetahuan yang baik mengenai seks, baik orang tua maupun remaja tentu akan dapat menempatkan diri sesuai dengan peran serta tanggungjawabnya sehingga agar terhindar dari segala hal yang mengarah pada penyimpangan seksual, terkhusus perilaku seks bebas. Berawal dari keluarga, masa depan remaja sebagai generasi bangsa akan terselamatkan.
Komentar
Posting Komentar