Postingan

Menampilkan postingan dengan label Biologi Reproduksi

Biologi Reproduksi: Organ Reproduksi Wanita

Gambar
Oleh Rizki Nisfi Ramdhini, M.Si Stikes Muhammadiyah Pringsewu Secara garis besar, organ reproduksi wanita dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni organ reproduksi eksternal (luar) dan organ reproduksi internal (dalam).  1. Organ Reproduksi Eksternal (Luar) Gambar 1. Organ Reproduksi Eksternal Wanita a. Mons Veneris ( Mons Pubis ) Mons veneris selain dikenal dengan istilah mons pubis , juga dikenal dengan istilah gunung venus. Bagian ini nampak sedikit menonjol pada bagian depan tulang kemaluan ( simfisis pubis ).  Mons veneris tersusun oleh jaringan ikat dan jaringan lemak. Pada saat dewasa  mons veneris akan ditumbuhi rambut kemaluan dan membentuk pola seperti segitiga terbalik. b.  Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan) Labia mayora merupakan kelanjutan dari mons veneris yang berbentuk lonjong menuju ke bawah kemudian bersatu membentuk perineum. Labia mayora berbentuk seperti bibir yang permukaannya terdapat dua bagia...

Zat Toksik dan Janin

Zat Toksik Masa Kehamilan Semua jenis zat atau obat yang dapat menyebabkan pertumbuhan janin menjadi abnormal disebut bahan teratogen. Besarnya reaksi toksik yang ditimbulkan tergantung dari dosis, lama paparan dan sifat genetik ibu dan janin. Pada manusia, pereode teratogenesis dimulai hari ke-17 sampai hari ke-54 akhir konsepsi. Perlu diketahui, hanya sekitar 2%-3% kejadian teratogenik berhubungan dengan pajanan obat-obatan, sekitar 70% lainnya belum diketahui. Sisanya dimungkinkan berkaitan dengan kelainan genetik atau pajanan lainnya (Repke,JT.  2002).  Dua faktor utama bahan teratogen tersebut berasal dari faktor genetik seperti mutasi dan aberasi serta faktor lingkungan baik yang berasal bahan kimia (obat-obatan), biologi (virus) dan fisik (radiasi). Semua bahan teratogen tersebut dapat masuk melalui oral dan kulit serta plasenta yang sebelumnya terpapar melalui udara, makanan dan obat yang dikonsumsi ibu selama kehamilan.  Seperti halnya bahan toksik m...

Kelainan Pada Fetus, Apa yang Terjadi Selama Kehamilan?

Kelainan fetus manusia paling banyak terjadi pada trimester pertama kehamilan (12 minggu pertama). Hal tersebut berkaitan bahwa pada trimester pertama kehamilan merupakan masa penting terjadinya organogenesis .  Kelainan pada fetus dapat disebabkan oleh dua faktor diantaranya faktor secara genetik seperti mutasi dan aberasi dan faktor lingkungan baik yang berasal bahan kimia (obat-obatan), biologi (virus) dan fisik (radiasi). 1. Faktor Genetik Banyak kelainan yang bersifat kongenital menurun, yang beberapa diantaranya mengikuti pola Hukum Mendel. Pada banyak kasus, kelainan dapat langsung disebabkan oleh perubahan pada satu gen saja yang dapat dinamakan sebagai mutasi gen tunggal. Mutasi : M erupakan adanya perubahan susunan nukleotida gen yang dapat menimbulkan alel cacat yang bersifat dominan atau resesif. Pada manusia jenis kelainan yang disebabkan oleh mutasi gen tunggal diperkirakan mendekati 8% dari seluruh malformasi. Gen-gen tersebut...

Malformasi Sperma dan Keberhasilan Teknik ICSI

Oleh: Rizki Nisfi Ramdhini, M.Si Pada dasarnya sperma yang mampu untuk membuahi ovum (fertilisasi) merupakan sperma yang secara kuantitas dan kualitas bersifat normal. Pada saat terjadi koitus dan ejakulasi, jutaan sperma terdeposit ke dalam vagina bagian atas.  Namun, sebagian besar jumlah sperma tidak akan mencapai lokasi fertilisasi ( tuba fallopi ). Hal tersebut terkait dengan kondisi sperma secara kualitas. Sperma yang bersifat abnormal (malformasi) akan mengalami kematian sebelum bertemu ovum.  Namun, bukan bearti sperma yang bersifat abnormal tidak dapat sama sekali melakukan fertilisasi. Hanya saja dalam hal ini diperlukan adanya Teknologi Reproduksi Berbantu ( fertilisasi in-vitro)  yakni program bayi tabung menggunakan teknik ICSI (intra cytoplasmic sperm injection). Teknik tersebut merupakan   teknik mikromanipulasi dengan menyuntikkan satu spermatozoon ke dalam sitoplasma oosit mature.  Teknik ICSI telah digunakan untuk menangani ...

Keterlibatan Sperma Dalam Proses Fertilisasi

Gambar
Oleh: Rizki Nisfi Ramdhini, M.Si Stikes Muhammadiyah Pringsewu Fertilisasi merupakan proses penyatuan gamet pria (sperma) dan wanita (ovum), yang terjadi di   tuba fallop i.  Sperma yang terlibat aktif dalam proses fertilisasi harus memiliki kualitas yang baik, yakni sperma yang telah mencapai kesempurnaan dalam proses spermatogenesis, yaitu sperma yang memiliki kepala, akrosom, bagian tengah dan ekor .  Gambar 1. Struktur Sperma Untuk mencapai keberhasilan dalam proses fertilisasi, sperma harus melalui 3 fase berikut: 1. Penembusan Korona Radiata Sperma yang telah  mengalami masa kapasitasi dapat menembus sel korona ovum .  Masa k apasitasi sperma pada manusia berlangsung ± 7 jam, dimana sperma dapat menyesuaikan dengan kondisi di saluran reproduksi wanita dengan melepaskan  selubung glikoprotein dari selaput plasma semen yang membungkus akrosom spermatozoa. 2. Penembusan Zona Pelusida Terjadinya p elepasan en...

Biologi Reproduksi: Siklus Estrus Hewan Mamalia (Teori dan Praktikum)

Gambar
1. Siklus Estrus Mamalia Siklus estrus merupakan siklus reproduksi yang terjadi pada hewan mamalia betina dewasa. Pada primata, fase ini analog dengan siklus menstruasi  yang secara mekanisme berkaitan dengan perubahan-perubahan pada organ reproduksi.  Lamanya satu siklus setiap hewan bervariasi. Pada mencit ( Mus musculus) , sikus estrus berlangsung selama 4-5 hari, sapi ( Bos primigenius )  selama 21 hari, domba ( Ovis aries )  selama 17 hari dan sebagainya.  Informasi siklus estrus tersebut sering kali digunakan oleh para peternak untuk mengetahui masa subur hewan ternak terkait untuk dilakukan-nya proses perkawinan.  Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi siklus estrus, diantaranya: fase menyusui, produksi susu, kondisi tubuh hewan dan asupan nutrisi. Proses siklus estrus dikendalikan oleh berbagai hormon, yakni hormon yang berasal dari hipotalamus-hipofisa maupun dari ovarium. Pada fase estrus tidak terjadi pendarahan keluar (e xternal ble...